BAB 1
Pendahuluan
2.1
Latar Belakang
Tugas
utama seorang manajer adalah mengambil keputusan untuk mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Keputusan – keputusan itu meliputi keputusan
harga produk, keputusan jumlah output dan keputusan tingkat promosi yang
optimal. Hasil yang akan diperoleh seorang manajer dari keputusan yang diambil
dipengaruhi oleh dua hal utama, yaitu : kondisi internal perusahaan dan kondisi
internal perusahaan. Kondisi internal perusahaan dalam hal ini adalah struktur
produksi dan biaya perusahaan. Kondisi eksternal perusahaan adalah mewakili
tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan operasinya. Dalam
termologi ekonomi dan ilmu manajemen tingkat persaingan ini disebut sebagai
struktur industry atau struktur pasar. Struktur industry ditentukan oleh
beberapa factor antara lain : jumlah perusahan dalam industry, kemampuan perusahaan
dalam mengontrol harga dan keluasaan perusahaan masuk dan keluar dari industry.
2.2
Perumusan Masalah
Struktur
indusrti dibagi menjadi empat bagian utama :
1. Industry
bersaing sempurna (selanjutnya disebut industry bersaing),
2. Industry
monopoli,
3. Industry
persaingan monopolistic, dan
4. Industry
oligopoly.
Pada industry bersaing dan persaingan
monopolistic jumlah perusahaan yang memasok produk kepasar banyak dan siapapun
dapat masuk kedalam industry jika industry itu dianggap menarik. Pada kondisi
ekstrim yang lain industry monopoli di dalam industry hanya ada satu perusahan
yang memasok seluruh produk kepasar. Perusahaan monopoli tidak mempunyai
pesaing langsung dan hambatan untuk masuk kedalam industry bagi perusahaan lain
sangat besar. Sedangkan pasar oligopoly menunjukkan kondisi pertengahan :
industry terdiri dari beberapa perusahaan dan terdapat hambatan untuk masuk ke
dalam industry walaupun tidak seketat pasar monopoli.
BAB
2
ISI
A. KARAKTERISTIK
PASAR BERSAING
Pasar
bersaing mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Jumlah
perusahaan yang memasok barang atau jasa kepasar sangant besar berhadapan
dengan konsumen barang atau jasa yang jumlahnya juga sangat besar.
2. Produk
yang menghasilkan dan dijual oleh tiap – tiap perusahan identik dan standard,
sehingga produk – produk itu dapat bersubsitusi secara sempurna.
3. Setiap
perusahan dan konsumen mempunyai informasi yang sempurna dan tidak ada biaya
transaksi.
4. Tidak
ada batasan bagi perusahaan yang akan masuk kedalam industry atau untuk keluar
industry.
Tiga
karakteristik pertama dari industry bersaing, membuat produsen maupun penjual
sebagai penerima harga. Jumlah perusahaan yang sangat besar dalam industry
membuat seorang konsumen tidak perlu menggantungkan diri pada salah satu
perusahan untuk memenuhi permintaannya. Dengan kata lain jika salah satu
perusahaan mengurangi tingkat produksinya untuk menaikkan harga jual produknya,
maka konsumen dapat dengan mudah mengalihkan permintaannya ke produsen lain,
yang tentu saja akan menyambutnya dengan senang hati. Jumlah produsen yang
sangat besar, dapat diartikan bahwa kontribusi tingkat produksi satu perusahaan
terhadap industry secara total sangatlah kecil.
Seorang
produsen mungkin akan memberikan perilaku khusus terhadap produknya
(pengemasan, pelayanan purna jual) untuk menaikan harga jualnya. Tetapi dalam
industry bersaing, semua produk yang diperdagangkan identik dan standard.
Dengan demikian tidak ada kemungkinan bagi satu perusahaan untuk membuat agar
produknya berbeda dengan produk yang dihasilkan oleh produsen lain di dalam
industry.
Informasi
sempurna yang dimiliki oleh konsumen, membuat sebuah perusahaan tidak mungkin
untuk menetapkan harga jual di atas harga pasar yang terjadi. Konsumen
mengetahui bahwa semua perusahaan menjual produk dengan harga tertentu yang
sama. Selain itu tidak adanya biaya transaksi (misalnya biaya transportasi,
biaya mencari informasi tentang kualitasi produk), memungkinkan konsumen untuk
berahli ke produsen lain, jika satu produsen mencoba menjual produknya di atas
harga pasar.
Karakteristik
keempat dari industry bersaing adalahkebebasan bagi perusahaan untuk masuk atau
keluar industry. Ini berarti bahwa tidak ada hambatan hukum maupun ekonomi
(misalnya hak paten, hak monopoli, skala ekonomi) bagi perusahan – perusahaan
baru untuk masuk ke dalam industry. Begitu juga perusahaan – perusahan yang
berada dalam industry bersaing mempunyai kebebasan untuk keluar dari industry.
Hal ini mungkin terdengar agak aneh bahwa terdapat industry yang menghambat
perusahaan yang berniat untuk keluar dari industry tersebut.
Tujuan
dari perusahaan dalam hal ini adalah mendapatkan laba maksimum. Seandainya
perusahaan menderita kerugian, maka perusahaan akan berusaha meminilmalkan
kerugiannya. Satu hal yang harus diingat bahwa keputusan harga menjadi tidak
relevan lagi dalam industry bersaing. Bagi manajer dalam industry bersaing,
harga jual untuk produknya sama dengan harga jual ditetapkan oleh perusahaan
lain yang ada didalam industry. Keputusan – keputusan yang masih relevan untuk
ditetapkan adalah keputusan yang berhubungan tingkat output. Keputusan –
keputusan itu antara lain :
1. Berapa
tingkat output optimal yang harus diproduksi pada harga pasar yang berlaku?
2. Berapa
besar laba yang dapat diperoleh pada harga pasar yang berlaku dan tingkat
output optimal yang diproduksi?
3. Seandainya
perusahaan mengalami kerugian berdasarkan kondisi (2), apakah sebaiknya
perusahaan berhenti berproduksi atau meneruskan produksi?
B. PERMINTAAN-PENAWARAN
PASAR DAN KURVA PERMINTAAN PERUSAHAAN
Dua
hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang dioperasi didalam industry
yang bersaing sempurna untuk mendapatkan laba maksimum sehunbungan dengan
keputusan output adalah kondisi permintaan dan penawaran pasar serta struktur
produksi dan biaya perusahaan. Kondisi permintaan dan penawaran pasar akan
menentukan harga keseimbangan pasar yang otomatis akan menjadi harga jual dari
produk yang dihasilkan.
Permintaan
dan penawaran pasar ditentukan oleh konsumen dan produsen secara keseluruhan di
pasar, sehingga harga pasar berada diluar control satu buah perusahaan didalam
pasar tersebut. Dengan kata lain, satu perusahaan secara individu tidak
mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi harga pasar, karena secara relative
ukuran satu perusahaan sangat kecil terhadap pasar. Kondisi ini ditunjukkan oleh
peraga 8-1.
P P Dpasar Spasar
Pk
--------------Pk----------------------
0 Perusahaan q 0 Pasar q
Peraga 8-1.
Kondisi pasar dan Kurva Permintaan Perusahaan
C.
OPERASI PERUSAHAAN DALAM JANGKA PENDEK:
KEPUTUSAN OUTPUT DAN KURVA PENAWARAN PERUSAHAAN
Biaya
perusahaan ditentukan oleh kegiatan produksinya. Dalam jangka pendek perusahaan
menggunakan input tetap sehingga timbul biaya tetap. Biaya ini tetap harus
dikeluarkan oleh perusahaan dalam kondisi perusahaan berproduksi atau tidak
berproduksi sama sekali. Untuk memaksimumkan laba, dalam jangka pendek seorang
manajer harus memperhatikan biaya tetap ini dan memutuskan berapa banyak output
yang harus dihasilkan berdasarkan input variable yang dapat dikendalikan.
1.
Penentuan Output Optimal
Sekarang diasumsikan,
harga kesembangan pasar dari output adalah P. Berdasarkan harga P ini, jumlah
output optimal perusahaan adalah Q. Setiap perubahan Q yang diasumsikan oleh
seorang manajer akan mempengaruhi dua hal.
a.
Pertama perubahan Q yang diproduksi
berarti memerlukan perubahan pemakaian input yang berarti juga perubahan biaya.
b.
Kedua perubahan Q juga akan
mengakibatkan perubahan penerimaan perusahaan. Seorang manajer harus menggunakan
anasilis marjinal untuk membandingkan perubahan biaya (biaya marjinal) dan
perubahan penerimaan (penerimaan marjinal) untuk menentukan tingkat output
optimal.
2.
Kurva Penawaran Perusahaan dan Industri
Berdasarkan
peraga 8 – 2 sampai peraga 8 – 4, dapat diambil satu kesimpulan bahwa
perusahaan yang beroperasi pada industry bersaing, untuk memaksimumkan laba
atau meminimumkan kerugian, perusahaan akan berproduksi pada tingkat output
dimana P=BM serta P>BVR minimum. Jika P<BVR minimum, maka perusahaan
tidak mau berproduksi (tingkat produksi nol). Dengan demikian kurva BM yang
mulai dari titik BVR minimum sekaligus menunjukkan kurva penawaran perusahaan
yaitu menunjukkan tingkat output yang akan diproduksi oleh perusahaan pada
berbagai harga pasar yang berlaku.
Berdasarkan
kurva penawaran perusahaan, selanjutnya dapar diturunkan kurva penawaran untuk
industry secara keseluruhan. Kurva penawaran industry menunjukkan penjumlahan
horizontal dari seluruh kurva penawaran perusahaan yang ada di dalam industry.
Dengan kata lain, kurva penawaran industry bersaing adalah penjumlahan
horizontal dari seluruh kurva biaya marjinal perusahaan – perusahaan yang mulai
dari BVR minimumnya.
D.
OPERASI PERUSAHAAN BERSAING DALAM JANGKA
PANJANG
Salah
satu karakteristik dari pasar bersaing adalah adanya kebebasan bagi perusahaan
untuk masuk atau keluar industry. Keuntungan di atas normal diperoleh oleh
perusahaan di dalam industry akan menarik pemain – pemain baru untuk ke dalam
industry. Selama perusahaan – perusahaan dalam industry mendapatkan keuntungan
di atas normal, maka pemain – pemain baru akan terus masuk. Jika jumlah
perusahaan dalam industry bertambah, hal ini akan menggeser kurva penawaran
industry ke kanan, selanjutnya harga pasar akan turun. Harga produk yang
diterima oleh masing – masing perusahaan sekarang juga lebih rendah dari
tingkat harga sebelumnya.
Jika
harga pasar terlalu rendah, maka perusahaan bersaing akan mengalami kerugian.
Di dalam jangka pendek, perusahaan mungkin dapat bertahan, sepanjang
kerugiannya masih lebih kecil dari biaya tetapnya. Akan tetapi dalam jangka
panjang, kerugian yang dialami perusahaan akan memaksa perusahaan untuk keluar
dari industry.
Keluarnya
perusahaan – perusahaan yang mengalami kerugian dari industry, selanjutnya akan
menggeser kurva penawaran industry ke kiri. Harga keseimbangan pasar akan naik,
begitu juga dengan kurva permintaan yang dihadapi oleh masing – masing
perusahaan secara individu.
Proses
ini perusahaan keluar dan masuk industry terus berlangsung sampai masing –
masing perusahaan hanya mendapat laba ekonomi nol atau laba normal, yaitu
penerimaan total sama dengan biaya totalnya. Laba ekonomi jangka panjang
sebesar nol tidak berarti bahwa perusahaan menderita kerugian, karena bisa jadi
laba akuntansi yang diperoleh perusahaan positif.
E.
MONOPPOLI
Pasar
monopoli terjadi jika suatu perusahaan mempunyai substitute. Dengan kata lain,
perusahaan tunggal tersebut sekaligus pula merupakan industrinya. Pasar
monopoli sama halnya persaingan sempurna hanya ada dalam terori saja, karena
kenyataannya tidak ada barang yang hanya dihasilkan oleh satu produsen saja dan
bebas dari persaingan. Barang – barang public yang sering digunakan sebagai
ilustrasi pasar monopolipun sebenarnya adalah monopolis yang tidak sempurna.
Misalnya, Perumka, secara khas merupakan monopoli untuk angkutan kereta api, tetapi
Perumka ini menghadapi persaingan keras dari jasa angkutan bus, pesawat terbagn
atau mobil pribadi.
Monopoli
menunjuk kepada suatu situasi di mana hanya ada sebuah perusahaan tunggal yang
memasok produk ke dalam pasar. Dengan demikian di dalam pasar tidak ada produk
pengganti. Perusahaan tidak harus merupakan perusahaan dengan skala besar atau
konglomerat. Ukuran utama untuk menetapkan apakah sebuah perusahaan menjadi
monopoli adalah apakah di dalam pasar itu terdapat perusahaan lain yang menjual
produk yang merupakan subsitusi dari perusahaan tersebut.
Kenyataan bahwa perusahaan adalah penjual tunggal di pasar membawa konsekuensi perusahaan mempunyai kekuasaan yang besar untuk menentukan harga jual produknya. Ciri ini merupakan kebalikan dari kondisi yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam industry bersaing. Karena monopoli adalah penjual tunggal, maka kurva permintaan pasar sekaligus merupakan kurva permintaan monopoli. Walaupun demikian tidak berarti bahwa kekuasaan monopoli tidak tak terbatas.
Peraga 8 – 9. Kurva
permintaan pasar dan Kurva permintaan monopoli
Peraga
8 - 9, menunjukkan kurva permintaan sekaligus kurva permintaan yang dihadapi
monopoli. Sebagai penjual tunggal, monopoli bebas untuk menentukan harga jual
produk yang diinginkan. Walaupun demikian tidak berarti bahwa monopoli dapat
menjual produk sebanyak yang diinginkannya. Berdasarkan harga yang ditetapkan
oleh monopoli, konsumen memutuskan berapa banyak produk sebanyak yang akan
dibeli. Jika monopoli menetapkan harga sebesar P1,
maka jumlah produk yang diminta oleh konsumen sebesar Q1.
Jika monopoli menetapkan harga yang lebih tinggi, misalkan P2,
maka jumlah produk yang dibeli oleh konsumen turun menjadi sebesar Q2,
tidak dapat tetap sebesar Q1 (titik 3 menunjukkan
kombinasi harga dan jumlah yang tidak dapat dijangkau oleh konsumen). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ketentuan harga monopoli dibatasi oleh
kemampuan atau daya beli konsumen yang ditunjukan oleh kurva permintaan
konsumen. Monopoli mempunyai kekuasaan untuk menetapkan harga produk atau
jumlah produk tetapi tidak bisa menetapkan dua – duanya. Untuk memperoleh
jumlah penjualan yang lebih banyak, monopoli harus menurunkan harga. Jika harga
yang ditetapkan terlalu tinggi, konsumen mungkin akan memutuskan untuk tidak
membeli sama sekali.
1.
Penyebab timbulnya kekuatan monopoli
Monopoli timbul karena
adanya hambatan bagi perusahaan lain untuk masuk ke dalam industry (barrier to
entry). Factor – factor yang dapat menjadi hambatn itu antara lain :
a.
Skala Ekonomi (economies of scale)
Jika
biaya rata – rata menurun dengan meningkatnya produksi, perusahaan baru yang
akan masuk ke dalam pasar harus memperoleh pangsa pasar yang besar agar dapat
bersaing. Jika masuknya pemain baru ke dalam industry, akan membuat harga
produk turun cukup besar, maka pemain baru tidak akan dapat bertahan dalam
industry. Pemain lama di dalam industry dengan pengalaman dan keunggulan
teknologinya, mungkin dapat memasok seluruh permintaan pasar dengan biaya rata
– rata yang menurun.
b.
Biaya Investasi
Beberapa
industry memerlukan biaya investasi yang sangat besar untuk kegiatan produksinya
maupun untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. Sebagai contoh misalnya
industry otomotif, pengilangan minyak, pengeboran minyak lepas pantai, farmasi,
kimia dan lain – lain. Biaya investasi yang sangat besar ini membuat resiko
usaha menjadi sangat besar sehingga menhambat perusahaan lain untuk masuk
kedalam industry.
c.
Diferensiasi Produk
Suatu
perusahaan dapat melakukan kegiatan pemasaran tertentu sehingga produk yang
dihasilkan mendapat tempet khusus dimata konsumen sehingga produk unik. Hal ini
dapat menghambat perusahaan lain untuk masuk dan bersaing di dalam industry.
d.
Keunggulan Biaya dan Mutu
Beberapa
perusahaan mempunyai keunggulan absolute dalam biaya dan mutu. Keunggulan biaya
dan mutu ini dapat disebabkan oleh keuggulan teknologi yang dimiliki, cakupan
ekonomi, manajemen perusahaan yang efisien atau pengalaman usaha yang lebih
lama.
e.
Akses pada Input
Perusahaan
dapat menjadi monopoli jika perusahaan itu mempunyai akses yang sangat besar
terhadap input yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu. Akses yang
sangat besar ini tidak memungkinkan bagi perusahaan lain memperoleh input
tersebut sehingga tidak dapat berproduksi.
f.
Hak Paten, Hak Cipta, Undang – Undang
Hak
paten memberikan hak ekslusif bagi perusahaan untuk membuat, memakai, atau
menjual sebuah penemuan dalam jangka waktu tertentu. Paten dapat diterapkan
untuk penemuan berupa ide, produk, proses atau sistem. Hak paten dan hak cipta
dapat ditemui untuk industry computer, farmasi, kimia, elektronik, otomotif,
dan penerbitan.
2.
Maksimisasi Keuntungan Monopolis
Berdasarkan
kurva permintaan yang dihadapi, manajer perusahaan monopoli menetapkan
kombinasi harga P dan jumlah produk Q yang akan memaksimumkan labanya. Pada bab
3 tentang elastisitas telah dijelaskan bahwa untuk kurva permintaan linier,
elastisitas harga produk bervariasi sepanjang kurva, yaitu elastic harga tinggi
dan inelastic pada harga rendah. Jika monopoli tidak berproduksi sama sekali,
maka penerimaan monopoli nol. Jika output yang dihasilkan monopoli bertambah,
akan mengakibatkan harga output menurun tetapi sepanjang masih berada pada
daerah elastic, maka penerimaan monopoli meningkat. Penerimaan monopoli akan
maksimum, pada titik tengah, kurva permintaan atau pada saat RM=0.
Setiap
keputusan harga dan kuantitas yang dipilih oleh monopolis akan berimplikasi
pada dua hal, yaitu penerimaan marjinal (RM) dan biaya marjinal (BM).
Penerimaan marjinal menunjukkan perubahan penerimaan total monopoli karena
perubahan jumlah produk yang dijual. Biaya marjinal adalah perubahan biaya
total karena perubahan jumlah produk yang diproduksi.
3.
Monopoli dengan banyak pabrik
Perusahaan
monopoli dapat mengasilkan produk di beberapa pabrik dengan lokasi yang
berbeda. Bagi seorang manajer keputusan penting yang harus diambil adalah
berapa banyak output yang harus dihasilkan dari masing – masing pabrik untuk
memaksimumkan laba.
Aturan
untuk memaksimumkan laba adalah bahwa monopoli harus menghasilkan output dimana
biaya marjinal kedua pabrik sama dengan penerimaan marjinal dari total output. Maksimisasi
laba yang akan dicapai jika :
RM=BM1
RM=BM2
BM1=
BM2
RM
adalah penerimaan marjinal dari total output, BM1 dan
BM2
masing – masing adalah biaya marjinal dari
pabrik 1 dan pabrik 2. Aturan diatas sangat mudah untuk diinterprestasi. Jika
biaya marjinal dari 1 pabrik lebih tinggi dari biaya marjinal dari pabrik 2,
maka monopoli dapat menurunkan biaya produksi dengan menghasilkan output lebih
banyak di pabrik 2 dan lebih sedikit di pabrik 1. Dengan peningkatan produksi
di pabrik 2, maka biaya marjinal di pabrik 2 meningkat sampai biaya marjinal di
kedua pabrik sama.
F.
PELAJARAN BAGI MANAJER DARI PASAR
BERSAING DAN PASAR MONOPOLI
Satu
hal penting yang dapat diambil sebagai kesimpulan bagi manajer dari pasar
bersaing adalah bahwa sangat sulit bagi suatu perusahaan memperoleh laba. Harga
produk di pasar bersaing ditentukan oleh kekuatan transaksi antara penawaran
dan permintaan, satu perusahaan adalah penerimaan harga. Salah satu cara yang
dapat ditempuh oleh perusahaan agar tetap bertahan dalam industry bersaing
ada;ah sebisa mungkin melakukan efisiensi biaya. Bagi perusahaan yang tidak
dapat bersaing dengan melakukan diferensiasi produk.
Hal
ini sebagai pelajaran dari pasar bersaing adalah sebaiknya perusahaan secara
mungkin masuk ke dalam industry, begitu terlihat ada peluang. Semakin dini
sebuah perusahaan masuk ke dalam industry, akan semakin besar peluang
perusahaan untuk memperoleh laba ekonomi, sebelum akkhirnya dengan masuknya
pemain – pemain baru ke dalam industry akan mengikis laba ekonomi yang
diperoleh.
Bagi
manajer sebuah perusahaan monopoli satu hal yang dapat dipetik sebagai
pelajaran adalah contoh – contoh empiris menunjukkan bahwa kekuatan monopoli
bagaimanapun besarnya ternyata dapat juga berkurang. Hal ini disebabkan oleh
adanya perubahan – perubahan pada konsumen, teknologi dan tingkat persaingan.
Oleh karena itu manajer perusahaan monopoli harus mencermati perubahan ini dan
tidak menjadi arogan bahwa kekuatan monopoli perusahaan dan kemampuan
perusahaan untuk mendapat laba ekonomi tidak akan pernah berkurang.
Bab
3
Contoh kasus : PLN TIDAK LAGI MONOPOLI
PLN tidak lagi menjadi monopoli
setelah berpuluh – puluh tahun menjadi satu – stunya pengelola listrik di
Indonesia karena keterbatasan menyediakan energy listrik. Peraturan Pemerintah
Nomor 10 Tahun 1989 membuka pintu seluas – luasnya bagi investor swasta untuk
berperan mengelola listrik nasional. Untuk mendorong privatisasi listrik, pada
tahun 1992 Soeharto selaku presiden mengeluarkan Keppres Nomor 37 Tahun 1992
yang semakin memberi kebebasan pada swasta. Swasta tidak hanya berhak ikut
dalam pembangkitan listrik, tetapi bisa terlibat dalam pembangunan transmisi
dan distribusi.
Hasilnya sebanyak 27 kontraktor
mendapat izin investasi di pelistrikan dan membuat kesempatan mengikat jual
beli listrik dengan PLN. Sayangnya kontrak – kontrak tersebut sarat dengan
nuansa KKN yang dapat merugikan PLN dan Negara. Pada era reformasi, tak ada
pilihan lain lagi selain menunda 27 kontraktor listrik swasta. Dilematis memang
dengan penundaan itu Indonesia terancam kekurangan pasokan listrik di masa yang
akan mendatang. Kapasitas terpasang hanya 18. 608 Megawatt(MW), sedangkan beban
puncak saat ini sudah mencapai 13. 326 MW dengan pertumbuhan kebutuhan 10
persen per tahun. Krisis listrik sudah terjadi di luar Jawa – Bali. Jika tidak
ada tambahan pembangkit baru, krisis listrik di Jawa _ Bali diperkirakan
terjadi tahun 2004 (Kompas, Minggu, 14 April 2002).
Bab 4
Penutup
Kritik dan saran
Satu
hal penting yang dapat diambil sebagai kesimpulan bagi manajer dari pasar
bersaing adalah bahwa sangat sulit bagi suatu perusahaan memperoleh laba. Harga
produk di pasar bersaing ditentukan oleh kekuatan transaksi antara penawaran
dan permintaan, satu perusahaan adalah penerimaan harga. Salah satu cara yang
dapat ditempuh oleh perusahaan agar tetap bertahan dalam industry bersaing
ada;ah sebisa mungkin melakukan efisiensi biaya. Bagi perusahaan yang tidak
dapat bersaing dengan melakukan diferensiasi produk.
Hal
ini sebagai pelajaran dari pasar bersaing adalah sebaiknya perusahaan secara
mungkin masuk ke dalam industry, begitu terlihat ada peluang. Semakin dini
sebuah perusahaan masuk ke dalam industry, akan semakin besar peluang
perusahaan untuk memperoleh laba ekonomi, sebelum akkhirnya dengan masuknya
pemain – pemain baru ke dalam industry akan mengikis laba ekonomi yang
diperoleh.
Bagi
manajer sebuah perusahaan monopoli satu hal yang dapat dipetik sebagai
pelajaran adalah contoh – contoh empiris menunjukkan bahwa kekuatan monopoli
bagaimanapun besarnya ternyata dapat juga berkurang. Hal ini disebabkan oleh
adanya perubahan – perubahan pada konsumen, teknologi dan tingkat persaingan.
Oleh karena itu manajer perusahaan monopoli harus mencermati perubahan ini dan
tidak menjadi arogan bahwa kekuatan monopoli perusahaan dan kemampuan
perusahaan untuk mendapat laba ekonomi tidak akan pernah berkurang.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Teddy
Herlambang. 2002. Ekonomi Manajerial dan
Strategi Bersaing. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Ø Drs.
Lincolin Arsyad, M.Sc. Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk
Manajemen Bisnis, BPFE Yogyakarta1993.