Sabtu, 01 Oktober 2011

Fungsi Koperasi

Bahwa koperasi itu berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat dan sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasionaldengan jelas dapat dilihat dari azas dan sendi-sendi dasarnya. Selanjutnya perlu ditegaskan bahwa disamping koperasi ada perusahaan Negara atau daerah swasta.ketiga sector ekonomi tersebut harus bekerja sama secara teratur,karena satu sma lain saling kait mengkait,sehingga perlu adanya synchronisasi. Kedudukan ekonomi bangsa Indonesia harus diperkokoh,tata pelaksanaan perekonomian rakyat dipesatukan dan diatur,segala itu untuk menghapuskan sisa-sisa penindasan dalam sector perekonomian guna mempertinggi kesejahteraan rakyat Fungsi-fungsi tersebut hanya akan tercapai bilamana koperasi sendiri benar-benar melaksanakan pekerjaannya berdasarkan azas dan sendi-sendi dasarnya. Kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi perlu dibina,guna menjamin tidak adanya penghisapan diantara sesama manusia,sisa-sisa penindasan dalam sektorperekonomian rakyat harus dihapuskan. Koperasi Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong-royongan harus dapat mempertinggi taraf hidup anggotannya dan rakyat umumnya,untuk mencapai ini kecerdasannya rakyat harus ditingkatkan sehingga rakyat mengerti sadar akan perlunya berkoperasi.

Tujuan Koperasi :

Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada masing-masing anggota. “Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut, secara aktif memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen. Kegiatan koperasi akan lebih banyak dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, anggota dalam koperasi, bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan.”(SAK,1996:27.1) Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan koperasi Indonesia adalah “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

Pengertian dan prinsip dasar koperasi

Sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam UU Nomor 12 tahun 1967 Tentang Pokok – pokok Perkoperasian ( lihat lampiran 1 ) yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Koperasi Departemen Transmigrasi dan Koperasi maka yang dimaksud koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social, beranggotakan orang – orang atau badan – badan hokum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai unsure bersama bedasarkan atas asas kekeluargaan ( pasal 3). Dengan demikian tujuan koperasi Indonesia diharapkan akan dapat memungkinankan terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur yang telah menjadi cita – cita setiap orang. Secara idiil tujuan ini tentu saja ditunjang oleh segenap masyarakat dan bila perlu mendapatkan bantuan dari masyarakat itu sendiri. Pelopor – pelopor organisasi koperasi dari Rochdale misalnya, telah memberikan andil yang cukup besar dalam perkembangan koperasi. Aturan – aturan pengoperasian koperasi yang mulanya disusun hanya sekedar petunjuk tentang bagaimana seharusnya suatu pokok koperasi konsumen yang baik diorganisasi dan dijalankan oleh para anggotanya sendiri kemudian menjadi Prinsip – prinsip Koperasi Rochdale yang dijadikan dasar kegiatan oleh berbagai koperasi didunia, Prinsip – prinsip tersebut adalah : 1. Keanggotaan yang bersifat terbuka ( open memberships and voluntary ) 2. Pengawasan secara demokratis ( democratic control ) 3. Bunga yang terbatas atas modal ( limited interest of capital ) 4. Pembagian SHU yang sesuai dengan jasa anggota ( proportional distribution of surplus ) 5. Penjualan dilakukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara tunai ( traning in cash) 6. Tidak ada diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama, dan politik ( political, racial, religious netrality) 7. Barang – barang yang dijual harus merupakan barang – barang yang asli, tidak rusak atau palsu ( adulated goods forbidden to self ) 8. Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan ( promotion of education ) Prinsip – prinsip tersebut ternyata menjadi petunjuk yang berguna bagi pembentukan koperasi konsumen yang hidup dalam keadaan serupa. Namun dalam perkembangan berikutnya, prinsip – prinsip koperasi dipelopori oleh koperasi Rochdale berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana koperasi tersebut berkembang. Dewasa ini bahkan banyak norma atau nilai – nilai suatu bangsa dijadikan sebagai salah satu koperasi yang harus dilaksanakan.

Sejarah koperasi

Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya. Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda. De Wolffvan Westerrode sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin menderita karena tekanan para pengijon. Ia juga menganjurkan mengubah Bank tersebut menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada pada musim panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musimpaceklik Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyak Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah. Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena: 1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi. 2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi. 3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu. Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve. Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama diTasikmalaya Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia

Rabu, 06 April 2011

BAB VI. COUNTABLE AND UNCOUNTABLE

BAB VI. COUNTABLE AND UNCOUNTABLE

Countable adalah satuan jumlah yang dapat dihitung, sedangkan uncountable adalah satuan jumlah yang tidak dapat dihitung.
Countable :
 Singular :
1. a (before consonant sounds): a book, a unit, a pen
2. an (before vowel sounds an egg, an umbrella, an hour)
 Plural :
1. Regular : +s and +es (after s, sh, tch, x, “O”)
2. Iregular
Singular Plural
A pen Pens
A book Books
An umbrella Umbrellas
An ox Oxen
A child Children
A man Men
A woman Woman
A sheep Sheep
A fish Fish
A deer Deer
A datum Data
A unit Units
An hour Hours
A boy Boys
A spy Spies
A watch Watches
A glass Glasses
A bush Bushes
A box Boxes
A tomato Tomatoes

Countable nouns are nouns which can be counted.
Uncountable nouns are nouns which cannont be counted.

A book much water
An apple a little rice
A few pencils some chalk
Many boys any milk
Several ducks a lot of dust
Some picture plenty of water
Any boxes a great reat amount of flour
Plenty of cahirs a great deal of sugar
A lot of flowers
A large number of birds

Name the word which go with countable nouns.
The words are a, an, a few, many, several, some, any, plenty of, a lot of, and, a large number of.
Which are the words that go with uncountable nouns?
A little, much, some, any, plenty of, a lot of, a larage amount of and a great deal of go with uncountable nouns.
Do you know the words which don’t go with uncountable nouns?
They are a, an, a few, and many.
A little and much don’t go with countable nouns.
A, an, a few, several, many, some, plenty of, a lot of, and a large number of go with countable nouns. A little, much, some, plenty of, a lot of, a large amount of and a great deal of go with uncountable nouns. A and an never go with uncountable nouns.

Contoh :
 There are many eggs in the nest.
 There are a few rast in my house.
 Any of the dogs are barking.
 There is some ice in the glass.
 I have a small number of money in the bank.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. M.J Lado “Mastering English Grammer and Idioms”
2. Marcella Frank “Modern English”
3. Robert Krohn “ English Structure”
4. Thomson and Martinet “ Pratical English Grammar”
5. Herpinus Simanjuntak “Bahasa Inggris system 52M”

BAB V. DEGREES OF COMPARISON

BAB V. DEGREES OF COMPARISON
Degrees of comparison adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, kita bisa menggunakan derajat perbandingan. Ada tiga derajat perbandingan dalam bahasa inggris : Positive, comparative, dan superlative. Macam – macam degrees adjectives adalah sebagai berikut :
A. Positive
Bentuk positive adalah bentuk kata sifat atau keterangan asli tanpa tambahan kata lain seperti : good, beautiful, quickly, dan sebagianya. Sedangkan derajat positive digunakan untuk :

1. Tidak membandingkan satu dengan yang lain. Jadi tidak ada yang dibandingkan dalam hal ini. Misal :
 Jhon is clever
 The girl is beautiful
 The car ran quickly
2. Membandingkan dua hal yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kata yang digunakan adalah as………………………….as. Misal :
 Jhon is as clever as Anna
 The BMW ran as quickly as the Ferrari
 Britney Spears is as beautiful as April
3. Membandingkan dua hal yang berbeda namun dengan menggunakan kalimat negative. Biasanya orang hanya berfikir bahawa positive degree hanya membandingkan dua yang sama derajatnya. Kata yang digunakan adalah not so/as……….as.
Misal :
 Jhon is 175 cm tall. Jack is 180 cm tall. Jhon is not so tall as Jack.
 Tom got a 6 for English. Smith got a 9. So Tom is not so smart as Smith.

B. Comparative
Bentuk comparative adalh bentuk yang menyatakan lebih. Jadi comparative degree digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda. Ada dua cara penulisan bentuk comparative yaitu dengan menambah –er pada kata tersebut atau mengawali dengan kata more- sebelum kata tersebut. Kata yang digunakan untuk menyatakan perbandingan adalah than. Misal :
 Jack is taller than Jhon.
 Smith is smarter than Tom.
 The BMW ran more quickly than the Kijang.
 Britney Spears is more beautiful than Whitney.

C. Superlative
Bentuk superlative adalah bentuk yang menyatakan derajat yang paling. Superlative degree digunakan untuk , membandingkan satu diantara tiga atau lebih atau satu diantara kelompok yang terdiri lebih dari tiga. Seperti pada comparative, bentuk superlative juga mempunyai dua bentuk yaitu dengan menambahkan est diakhir kata atau dengan mengawali dengan kata the most…… sebelum kata tersebut. Dalam superlative hal yang akan diperbandingkan minimal ada tiga hingga tak terbatas. Misal :
 Smith is the cleverest in the class.
 Dian is the most beautiful girl in her family.
 Rossi rode his motorcycle the most quickly in the race.
Lalu bagaimana cara mengetahui atau menentukan bentuk comparative atau superlative suatu kata. Berikut akan dijelaskan cara-cara menentukan bentuk comperative dan superlative.
1. Tambahkan –er untuk menyatakan comparative dan –est untuk superlative pada kata sifat yang terdiri dari satu suku kata.
Positive Comparative Superlative
Big
Small
Tall
High
Short
Long
Deep
Fast
Slow
Clean Bigger
Smaller
Taller
Higher
Shorter
Longer
Deeper
Faster
Slower
Cleaner The biggest
The smallest
The tallest
The highest
The shortest
The longest
The deepest
The fastest
The slowest
The cleanest

2. Tambahan –er untuk menyatakan comparative dan –est untuk superlative pada kata sifat yang terdiri dari dua suku kata yang berakhir dengan huruf –y.
Positive Comparative Superlative
Early
Happy
Busy
Lazy
Crazy
Easy
Ugly
Tiny
Dirty
Tidy Earlier
Happier
Busier
Lazier
Crazier
Easier
Uglier
Tinier
Dirtier
Tidier The earliest
The happiest
The busiest
The laziest
The craziest
The easiest
The ugliest
The tiniest
The dirtiest
The tidiest
3. Tambahkan –er atau more- untuk menyatakan comparative dan –est atau the most- untuk superlative pada kata sifat yang terdiri dari dua suku kata yang berakhir dengan –er, -le dan –ow dan pada beberapa kata tertentu berikut : pleasant, wicked, stupid, polite, common, handsome, tired, cruel, quiet.
Positive Comparative Superlative
Clever

Gentle

Hollow

Sorrow

Handsome

common Cleverer
More clever
Gentler
More gentle
Hollower
More hollow
Sorrower
More sorrow
Handsomer
More handsome
Commoner
More common The cleverest
The most clever
The gentlest
The most gentle
The hollowest
The most hollow
The sorrowest
The most sorrow
The handsomest
The most handsome
The commonest
The most common

Namun untuk menghindari kesalahan sebaiknya gunakan more dan the most pada kata sifat yang terdiri dari dua suku kata yang tidak berakhiran dengan –y. Pikirkanlah hanya kata sifat yang terdiri dari dua suku kata yang berakhir dengan –y untuk menggunakan –er dan –est dan yang lain gunakan more dan the most.
4. Tambahkan more- untuk comparative dan the most untuk superlative pada kata sifat terdiri dari dua suku kata yang tidak berakhir dengan –y dan yang tidak termasuk dalam point ke tiga di atas.
Positive Comparative Superlative
Useful
Helpful
Tiring
Exact
Tragic More useful
More helpful
More tiring
More exact
More tragic The most useful
The most helpful
The most tiring
The most exact
The most tragic

5. Tambahkan more- untuk comparative dan the most- untuk superlative pada kalimat sifat yang terdiri dari tiga atau lebih suku kata.
Positive Comparative Superlative
Beautiful
Interesting
Interested
Unbelievable
Sophisticated
Complicated
Catastrophic More beautiful
More interesting
More interested
More unbelievable
More sophisticated
More complicated
More catastrophic The most beautiful
The most interesting
The most interested
The most unbelievable
The most sophisticated
The most complicated
The most catastrophic


Adverbs have three degrees of comparison – the Positive, the Comparative and the Superlative. Adverbs ending in –ly form the Comparative with ‘‘more’’ and the superlative with “most”.
Look at this comparison
As fast as faster than the fastest
As hard as harder than the hardest
How many syllables are there in the adverbs “fast” and “hard”?
They are one-syllable adverbs.
How are the Comparative and the Superlative of these adverbs formed?
They are formed by adding “-er” and “-est” .
Positive Comparative Superlative
Slowly
Quickly
Beautifully
Softly More slowly
More quickly
More beautifully
More softly The most slowly
The most quickly
The most beautifully
The most softly

Contoh :
 She loves Alice the dearly of all her children.
She loves Alice the most dearly of all her children.
 She speaks softly than Weilan.
She speaks more softly than Weilan.
 The child slept loudly than his mother.
The child slept more loudly than his mother.
 Samad ran the strongly than it did yesterday.
Samad ran the more strongly than it did yesterday.
 He waited long than he usually did.
He waited longer than he usually did.

BAB IV. ACTIVE AND PASSIVE VOICE

BAB IV. ACTIVE AND PASSIVE VOICE
Passive Voice (kalimat pasif) adalah kalimat yang subject-nya dikenai pekerjaan (Subject penderita). Jadi subject-nya tidak melakukan pekerjaan dan object yang melakukan pekerjaan (object pelaku). Dalam bahasa inggris penggunaan kalimat pasif sangat jarang namun kita harus tahu karena kita tidak ingin salah penafsiran hanya karena kita tidak mengetahui kalimat pasif. Kalimat aktif sangat dominant karena lebih mudah dan enak diucapkan. Dalam bahasa Indonesia kalimat pasif cenderung lebih dominant.
Hal yang harus dipahami dalam pembentukan kalimat pasif adalah adanya kata bantu to be. Untuk itu kita harus tahu bagian-bagian kata bantu tersebut. Hal lain yang harus dimengerti adalah bentuk kata kerja ke tiga kalimat pasif menggunakan kata kerja bentuk ke tiga.
Cara membentuk kalimat pasif dari aktif:
1. Pokok kalimat didalam kalimat aktif menjadi penderita didalam pasif, dan sebaliknya penderita didalam kalimat aktif menjadi pokok didalam pasif.
2. Rumus : to be + past participle.
3. Perubahan tense (waktu) seperti dalam aktif.
Berikut table Passive voice.
Subject To
be Verb III By object
I,We,You,They,He,She,It Modals
be
He,She,It Is
I Am
We,You,They Are
I,He,She,It Was
We,You,They Were
I,We,You,They,He,She,It To have Been
I,We,You,They,He,She,It To be Being

Contoh:
Active Voice Passive Voice
He repairs the car. The car is repaired by him.
He does not repair the car The car is not repaired by him
Does he repair the car Is the car repaired by him?
They buy cars Cars are bought by them
They don’t buy cars Cars noy bought by them

1. Ingat kembali pasangan-pasangan kata bantu to be (is, am, are) dengan pokok kalimat. Dan juga perubahan pokok kalimat menjadi penderita, misalnya I menjadi me, he menjadi him, dll.
2. Ingat kembali perubahan kata kerja beraturan dan kata kerja tak beraturan, misalnya : to hate – hated – hated; to write – wrote – written.
3. Ingat kembali bentuk tunggal dan jamak dari kata benda atau kata ganti orang. Kalau tidak, anda akan mengalami kesulitan dalam penempatkan to be (is, am, are) dan was, were.