Rabu, 27 Maret 2013

Komp Lembaga Keuangan Perbankan


WORLD FINANCIAL FLOW

Contoh Kasus :
Seorang pengusaha (B) yang membutuhkan modal sebesar 100jt, dan kemudian pengusaha (A) memberikan pinjaman modal kepada pengusaha (B). Dengan alasan kepercayaan tapi harus melalui perantara yaitu ( BANK ) agar pengusaha (A) mendapat keuntungan. jika A mandapat 5% maka BANK mendapat 7% dan apabila pengusah (B) mengalami kebangkrutan maka resiko di tanggung oleh BANK, dan apabila B meninggal dunia, maka BANK akan mencari perusahaan lain untuk ikut menanggung resiko tersebut PT. ABC di sebut sebagai Asuransi jiwa. PT. ABC juga tidak mampu menanggung resiko tersebut maka ia mencari perusahaan lain lagi yaitu PT. DEP yang nanti akan mendapat premi. Tetapi PT. DEP juga masih tidak mampu untuk menanggung resiko dan mencari perusahaan untuk ikut menanggung resikonya yaitu PT. KLM
Tetapi PT. KLM juga masih tidak mampu untuk menanggung resiko dan mencari perusahaan untuk ikut menanggung resikonya yaitu PT. XYZ, karena ia mampu menanggung resiko yang paling besar sekali pun maka ia disebut dengan RESTORASI.

Keuntungan yang akan di dapat : i1 untuk A, i2 untuk B, i3 untuk BANK.

Karena PT. XYZ memiliki kepemilikan diatas 50% yang tidak di perbolehkan oleh pemerintah, maka PT. XYZ menginvestaikannya ke BANK karena keuntungan yang rendah. maka BANK membuat perusahaan leassing yang mengasuransikannya kepada PT. ABC, karena ingin mendapatkan keuntungan yang  lebih besar lagi maka di jual ke pasar modal yamg kemudian di beli oleh PT. XYZ. PT. XYZ juga membuka perusahaan di Indonesia dan membeli saham 20% dari pasar modal. Untuk tidak merugi PT. XYZ juga menginvestasikan kepada siti agar dapat membayar premi asuransi di dalam Retro cessi yang di dalamnya terdapat PT. ABC, PT. DEP dan PT. KLM.

Rabu, 20 Maret 2013

Tugas Bahasa Indonesia 2 #


PENALARAN
1.     Pendahuluan
Untuk itu akan dikemukakan pertama-tama masalah penalaran yaitu bagaimana dapat dirumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berfikir untuk merakit fakta- fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat. Masalah ini yang harus dibicarakan sebelum berbicara mengenai tulisan argumentasi adalah mengenai beberapa corak penalaran. Ketiga, bagaimana mengadakan penilaian atau penolakan atas pendapatan orang-orang lain atau pendapat sendiri yang pernah dicetuskan dengan prinsip-prinsip itu akhirnya dikembangkan bagaimana menyusun tulisan argumentasi itu sendiri. Dan kelima, akan di kemukakan pula masalah persuasi yang mengenai pertalian sangat erat dengan argumentasi dan bahkan sering diadakan pengacauan atas dua istilah tersebut.
Dalam tulisan sering kita kutip pendapat orang yang terkenal untuk memperkuat bukti kita. Yang benar adalah bahwa orang itu menjadi besar dan terkenal karena pendapat dan pikirannya yang diterima dan di kagumi orang sebagai pendapat dan pikiran yang benar dan luhur. Sebagai manusia siapa saja dapat membuat kesalahan dan kehilafan. Sebab itu setia penulis harus bersikap keritis menghadapi pendapat orang-orang lain baik orang yang terkenal maupun yang kurang terkenal.
2.      Proporsi
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi yang diketahui menuju suatu kesimpulan bila kita dibandingkan argumentasi dengan sebuah bangunan, maka fakta, evidensi, dan sebagainya dapat disamakan dengan batu bata, batu kali, semen dsb sedangkan proses penalaran itu senddiri dapat disamakan dengan bagan atau arsitektur untuk membangun gedung tersebut, penalaran merupakan sebuah proses berfikir untuk mencapai tujuan yang logis.
Penalaran dilakukan dengan mengunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, yang telah dirumuskan kedalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan.
Contoh :
Semua manusia akan mati pada suatu waktu
Beberapa orang Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah
Kota bandung hancur dalam perang dunia kedua karena bom atom
Semua gajah telah punah tahun 1980
3.      Inferensi dan implikasi
Kata inferensi berasal dari kata latin inferred yang berati menari kesimpulan. Kata implikasi berasal juga dari bahasa latin yaitu kata implikare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu yang dianggap ada karena sudah dirangkum fakta atau eviden itu sendiri.
Contoh :
Bila seorang ibu mendengar tetesan air didalam kamar mandi maka ia menarik kesimpulan bahwa kerannya bocor atau kurang cermat ditutup. Untuk menetapkan kesimpulan mana yang mempunyai kemungkinan yang paling tinggi harus dipertimbangkan dua faktor : bagaimana kebiasaan penghini rumah mempergunakan keran serta beberapa lama usia keran itu. Jika si adi mempunyai kebiasaan membiarkan keran terbuka maka ibu dapat mengambil kesimpulan (dalam hal ini inferensi) bahwa : adi tidak menutup keran dengan cermat tetapi keran itu tidak dapat titutup normal maka perlu diganti.
4.      Wujud evidensi
Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari sember tertentu. Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan penujian atas data dan iformasi tersebut,apakah semua bahan keterangan itu merupakan fakta.
5.      Cara menguji data
a.       Observasi
Fakta_fakta yang diajukan sebagaian evidensi mungkin belum memuaskan seseorang pengarang atau penulis.untuk menyakinn dirinya sendiri dan sekaligus dapat mengunakannya sebaik-baiknya dalam usaha menyakinkan para pembaca, maka kadang-kadang pengarang merasa perlu untuk mengadakan peninjauan atau observasi singkat untuk mengecek data data atau informasi itu. Dan sesungguhnya dalam banyak hal pertanyaan-pertanyaan yang diberikan seseorang, biasanya didasarkan pula atas observasi yang telah diadakan.
b.      Kesaksian
Keseharusan menguji data dan informasi, tidak selalu dilakukan dengan observasi. Kadang-kadang sangat sulit untuk mengaruskan seseorang mengadakan observasi atas obyek yang akan dibicarakan. Kesulitan itu terjadi karena waktu, tempat, dan biaya yang harus dikeluarkan.
c.       Autoritas
Cara ketiga yang dipergunakan untuk menguji fakta dalam usaha menyusun evidensi adalah meminta pendapat dari suatu autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua keahlian mereka dalam bidang itu.
6.      Cara menguji fakta
Sebagai telah dikemukakan diatas, untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian, apakah data-data atau informasi itu merupakan kenyataan atau hal yang sungguh-sungguh terjadi. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian-penilaian tingkat pertama. Penilaian tingkat pertama hanya diarahkan untuk mendapatkan keyakinan, bahwa semua bahan itu adalah fakta.
a.       Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasive yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain. Untuk membuktikan bahwa kita tidak sanggup secara ekonomis, sehingga tidak dapat membayar uang kuliah sekaligus diajukan evidensi seperti : pekerjaan orang tua adalah buruh harian, dari golongan rendah, pendidikan orang tua sekolah dasar tidak taman dan sebagainya.
b.      Koherensi
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus pula koheren dengan pengalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku.
7.      Cara menilai autoritas
Seorang penulis yang baik dan obyektif selalu akan menghadiri semua desas-desus, atau kesaksian dari tangan kedua. Penulisan yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data-data eksperimental. Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa pokok berikut :
a.       Tidak mengandung prasangka
Dasar pertama yang perlu diketahui oleh penulis adalah bahwa pendapat autoritas sama sekali tidak boleh mengandung prasangka. Yang tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli itu sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencangkup hal lain, yaitu bahwa autoritas itu tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya.
b.      Dasar kedua yang harus diperhitungkan penulis untuk menilai pendapatan suatu autoritas adalah menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya tadi.
c.       Kemashuran dan prestise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai autoritas adalah meneliti apakah pertanyaan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi di balik kemashuran dan prestise pribadi bidang lain.
d.      Koherensi dengan kemajuan
Hal emapat yang perlu diperhatikan penulis argumentasi adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang itu.
Sumber :

  • Gorys Keraf. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kamis, 14 Maret 2013

Tugas Bahasa Indonesia 2 #

KARANGAN
  • Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis menurut metodelogi dan penulisan yang benar


Ciri-ciri karangan ilmiah
  1. sistematis
  2. objektif
  3. cermat
  4. tidak persuasif
  5. tidak argumentatif
  6. tidak emotif
  7. tidak mengejer keuntungan sendiri
  8. tidak melebih-lebihkan sesuatu


 Bentuk-bentuk karangan ilmia
  1.  skripsi
  2. tesis
  3. disertasi
  4. makalah
  5. penulisan ilmiah
  6. proposal


  • Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta peribadi tentang pengetahuan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari


        Ciri-ciri karangan non ilmiah
  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
  2. Fakta yang disimpulkan subyektif
  3.  Gaya bahasa konotatif dan populer
  4. Tidak memuat hipotesis
  5. Penyajian dibarengi dengan sejarah
  6. Bersifat imajinatif
  7. Situasi didramatisir
  8. Bersifat persuasif
  9. Tanpa dukungan bukti
Bentuk- bentuk karngan non-ilmiah, yaitu:
· Dongeng
· Cerpen
· Novel
· Drama
· Roman.



  • Karangan semi ilmiah/ilmiah populer adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta peribadi yang ditulis metodelogi penulisan yang benar


Ciri-ciri karangan semi ilmiah
  1. dituliskan berdasarkan fakta yang terjadi
  2. fakta yang disimpulkan subyektif
  3. gaya bahasa formal dan populer
  4. memenntingkan diri si penulis (argumentatif)
  5. bersifat persuasif
Bentuk - bentuk karangan semi ilmiah/ ilmiah populer


  1. artikel, 
  2. editorial, 
  3. opini, 
  4. tips, 
  5. reportase, dan
  6.  resensi buku. Resensi buku adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik 
sumber :


  • Mukayat D. Brotowidjoyo. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Pressindo, 2002.