Selasa, 20 Maret 2012
PERILAKU KEORGANISASIAN
Nama : Anggun Kartikawati
Npm : 10210852
Kelas :2ea20
STUDI TENTANG ORGANISASI
Definisi perilaku organisasi
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.
Pandangan tentang perilaku organisasi
1. Cara berpikir (way of thinking), Perilaku di pandang sebagai bekerja pada tingkat individu, kelompok, dan organisasi. Kita harus mengidentifikasi dengan jelas tingkat analisis yang dipakai (Individu, kelompok/organisasi)
2. Suatu bidang interdisipliner, Memanfaatkan prinsip-prinsip, model, teori, dan metode disiplin ilmu yang telah ada (mempunyai teoristik yang tidak bisa dipungkiri)
3. Suatu orientasi humanistic (humanistic orientation) yang nyata, Orang berikut sikapnya, persepsi, kapasitas belajar, perasaan dan tujuannya merupakan hal-hal yang pokok.
4. Berorientasi pada prestasi Merupakan masalah penting yang dihadapi para manajer praktisi yaitu bagaimana prestasi dapat ditingkatkan
5. Lingkungan ekternal dipandang mempunyai dampak nyata atas perilaku organisasi.
6. Mengandalkan diri sepenuhnya atas disiplin ilmu yang sudah diakui, peranan metode ilmiah dianggap penting dalam mempelajari berbagai variabel dan pertaliannnya.
Perilaku organisasi mengikuti prinsip-prinsip perilaku manusia. Satu prinsip yang penting dalam psikologi ialah bahwa setiap orang berbeda-beda. Setiap orang mempunyai keunikan persepsi, kepribadian, dan pengalaman hidup, perbedaan sikap, keyakinan, dan tingkat cita-cita. Agar efektif, para manager organisasi harus memandang sikap pegawai atau anggotanya sebagai perwujudan yang unik dari seluruh faktor keperilakuan itu.
Organisasi sebagai sistem sosial. Hubungan antar individu dalam organisasi menciptakan harapan. Harapan menghasilkan peranan. Peranan dimainkan sebagai pemimpin atau sebagai pengikut. Peranan yang dimainkan kelompok didalam organisasi mempunyai dampak yang kuat terhadap perilaku individu dan terhadap prestasi organisasi.
Banyak faktor membentuk perilaku organisasi. Pendekatan kontingensi atau pendekatan menurut situasi adalah suatu pendekatan atas manajemen yang didasari keyakinan bahwa tidak ada satu cara terbaik dalam memimpin untuk setiap situasi, tetapi para manajer harus menemukan cara-cara yang berbeda yang cocok untuk situasi yang berbeda pula.
Bagaimana struktur dan proses mempengaruhi perilaku organisasi. Struktur adalah suatu cetak biru organisasi yang menunjukkan bagaimana orang dan pekerjaan dikelompokkan bersama. Struktur digambarkan oleh bagan organisasi. Proses adalah aktivitas yang memberi nafas kehidupan bagi stuktur organisasi. Proses yang umum ialah komunikasi evaluasi prestasi kerja, pengambilan keputusan, sosialisasi, dan pengembangan karier.
PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISASI
Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
A. Variabel-Variabel Dependen
Yaitu factor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang
terpengaruh sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variable
bebas.
Variabel-variabel dependen tersebut antara lain :
1. Produktivitas
Yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi.
2. Keabsenan (kemangkiran)
Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja
3. Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan)
Yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi
4. Kepuasan kerja
Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara
banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka
yakini seharusnya mereka terima.
B. Variabel-Variabel Independen
1. Variabel-variabel level individu
a. Usia c. Status perkawinan
b. Jenis kelamin d. Masa kerja
2. Variabel-variabel level kelompok
3. Variabel-variabel level system organisasi
PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL
Kelompok adalah agregat sosial dimana anggota-anggotanya yang saling tergantung, dan setidak-tidaknya memiliki potensi untuk melakukan interaksi satu sama lain.
Karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok antara lain:
a. Adanya dua orang atau lebih
b. Berinteraksi satu dengan yang lain
c. Saling berbagi beberapa tujuan yang sama
d. Melihat dirinya sebagai suatu kelompok.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
1. Model Lima Tahap, Lima tahap dan model laternatif bagi kelompok-kelompok temporer dengan tenggat waktu. Model pengembangan kelompok lima tahap mensifati kelompok sebagai melewati lima tahap yang jelas, yaitu:
a. Tahap pembentukan (forming), Pada tahap ini dicirikan oleh banyak ketidakpastian mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba untuk menemukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok.
b. Tahap keributan (storming), Tahap keribuatan adalah tahap komplik di dalam kelompok (intragrup). Para anggota menerima baik eksistensi kelompok tetapi melawan batasan-batasan yang diterapkan oleh kelompok-kelompok individualitas.
c. Tahap penormaan (norming)Tahap penormaan adalah tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan kelompok menunjukan sifat kohesif (saling tarik). Sudah ada rasa memiliki identitas kelompok dan persahabatan yang kuat. Tahap ini selesai jika telah terbentuk struktur kelompok yang kokoh dan menyesuaikan harapan bersama atas apa yang disebut sebagai perilaku anggota yang benar.
d. Tahap Pelaksanaan (performing), Tahap pelaksanaan adalah tahap berfungsinya struktur dan diterima baik. Energy kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu dengan yang lain menjadi pelaksana tugas yang ada.
e. Tahap Peristirahatan (adjourning), Tahap peristirahatan adalah tahap terakhir dalam pengembangan kelompok pada kelompok sementara, dicirikan oleh perhatian kepenyelesaian aktivitas bukannya ke kinerja petugas.
2. Model Alternatif : Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat Kelompok ini memiliki urutan tindakan (atau bukan tindakan) mereka sendiri yang unik, seperti:
a. Menentukan arah kelompok
b. Fase inersia (lemas tanpa energy)
c. Fase transisi (peralihan)
d. Transisi mengawali perubahan besar
e. Fase inersia kedua mengikuti masa transisi
f. Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang sangat terpicu.
Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orangorang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal
adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik.
2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik.
3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar